Selasa, 19 Maret 2013

STUDI KASUS RPC

Remote Procedure Call (RPC) adalah sebuah metode yang memungkinkan kita untuk mengakses sebuah prosedur yang berada di komputer lain. Untuk dapat melakukan ini sebuah server harus menyediakan layanan remote procedure.
Salah satu contoh studi kasus RPC ini yaitu aplikasi untuk meremote dengan teknik RPC dengan menggunakan putty untuk melakukan SSH.
Kegunaan utama SSH adalah untuk memasuki sistem komputer di tempat lain yang terhubung melalui jaringan dengan cara yang aman. Tapi saat ini SSH dapat diturunkan untuk berbagai hal yang amat dibutuhkan dalam komputerisasi jaringan atau lebih besar lagi: internet.
Sedangkan putty adalah software remote console / terminal yang digunakan untuk meremote komputer dengan terhubungnya menggunakan port ssh atau sebagainya, Pada bahasan disini diterangkan cara untuk meremote komputer sistem operasi linux dengan menggunakan komputer sisem operasi windows tentunya putty disini diinstall diwindows jadi digunakan putty versi windows.

Putty bisa di download secara gratis di situs
http://www.chiark.greenend.org.uk/~sgtatham/putty/download.html
• Cara Meremote :
Sebelum melakukan langkah di bawah port ssh di komputer tujuan harus aktif dengan cara diaktifkan servicenya melalui terminal
=> di fedora => service sshd start “untuk mengaktifkan port ssh”
=> chkconfig sshd on “servis aktif terus berjalan”
Jika untuk mengatahui sshd sudah terinstall belum ==> service sshd status jika failed berarti belum terinstall dan harus diinstal dahulu opensshnya.
Cara pakai putty sesudah didownload : 
Software putty tidak memerlukan installasi putty versi ini langsung klik2 saja akan muncul sebagai berikut :
Merupakan versi yang dipakai pada waktu membuat tutorial ini.
Langkah awal menggunakannya
Pada host name isikan IP local computer tujuan untuk diremote atau dikendalikan, lalu pada port tetapkan 22 karena port ssh yang terbuka di computer tujuan adalah port 22. Cukup hanya itu saja yang harus diisikan. Lalu klik “Open” untuk memulai putty.
Langkah kedua
Untuk mengisi login as harus benar passwordnya dan juga harus tepat sesuai yang terdaftar pada komputer yang di remote.
“Login as:” diisikan “root” agar masuk sebagai administrator.
“Password:” diisikan sesuai password computer yang di remote.
Setelah itu tekan enter.
Langkah ketiga
Setelah ditekan enter, anda berhasil masuk hal yang terpenting disini. Jika kita ingin akses full administrator komputer linux yang di remote tadi harus masuk sebagai root.
Hasilnya Setelah kita melakukan setting pada awal install putty dan setelah masuk console lalu login dan memasukkan password tujuan dengan benar maka kita bisa mengakses computer yang kita remote secara penuh.
Adapun contoh kasus RPC lain yang sering kita temui yakni terdapat pada jasa pengeprintan di rental pengetikan yang di dalamnya terdapat 1 komputer server, beberapa komputer client dan sebuah printer yang hanya terhubung dengan server. User dari computer client ingin mencetak data dari komputernya. Biasanya user memindah data dengan bantuan device external seperti disket, flash disk, hard disk, atau cd-rw. Namun dengan RPC hal tersebut akan menjadi lebih efisien.
Solusinya adalah :
Dengan RPC, untuk mencetak data dari computer client, computer client mengirim pesan “cetak” kepada computer server. Kemudian computer server menerima perintah tersebut dan kemudian menjalankan perintah mencetak data. Setelah itu server mengirimkan pesan pada client berupa informasi “file telah dicetak”.

Referensi:
1. Abdul Rachman, RPC dan RMI, http://blog.uad.ac.id/endro/2010/10/04/rpc-rmi/ ( Tanggal akses 18-3-2013)
2. Andreas, Remote Procedure Call (RPC), http://sea7star.blogspot.com/2012/03/remote-procedure-call-rpc.html ( Tanggal akses 18-3-2013)

Senin, 11 Maret 2013

KARAKTERISTIK SISTEM TERDISTRIBUSI

1. No global clock
Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mensinkronkan waktu seluruh komputer atau perangkat yang terlibat. Hal tersebut berpengaruh pada pengiriman pesan, seperti saat beberapa proses berebut ingin masuk critical section.
• Dalam pemakaian bersama atas sumber daya diperlukan beberapa hal yaitu :
a. Dibutuhkan hardware dan software yang mendukung.
b. Memerlukan resource manager (RM).
c. Perlunya suatu hubungan antara resource dengan pihak yang menggunakannya.
d. Terdapat Client-server, remote evaluation, code on demand, dan mobile agent.
• Terdapat batasan pada ketepatan proses sinkronisasi clock pada sistem terdistribusi, oleh karena asynchronous message passing.
• Pada sistem terdistribusi, tidak ada satu proses tunggal yang mengetahui global state sistem saat ini (disebabkan oleh concurrency dan message passing ).
2. Independent failure
Setiap komponen atau perangkat dapat mengalami kegagalan namun komponen/perangkat lain tetap berjalan dengan baik.
• Keterbukaan merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh sistem distribusi antara lain :
a. Syarat logis bagi sistem yang tumbuh dari komponen-komponen yang heterogen.
b. Keterbukaan mensyaratkan interoperabilitas membangun jembatan pengatur.
c. Kemungkinan adanya kegagalan proses tunggal yang tidak diketahui.
d. Proses tunggal mungkin tidak peduli pada kegagalan sistem keseluruhan.
3. Concurrency of components.
Pengaksesan suatu komponen atau sumber daya (segala hal yang dapat digunakan bersama dalam jaringan komputer) secara bersamaan.
• Setiap komponen hardware atau software bersifat otonom.
• Sinkronisasi dan koordinasi dengan message passing.
• Sharing resources.
Masalah umum dalam sistem concurrent:
- Deadlock.
- Lifeclock.
- Komunikasi yang tidak handal.

Referensi
http://www.scribd.com/doc/76639805/Karakteristik-Sistem-Data-Terdistribusi (Tanggal akses 11-3-2013)